237 Kapal Antre di Terusan Suez, Rugi Besar!

Ever Given

Pooc.org – Salah satu jalur perdagangan paling vital di dunia, Terusan Suez terganggu akibat adanya kapal pengangkut kontainer Ever Given yang tersangkut. Hal ini menyebabkan kemacetan yang sangat parah karena jalur tersebut merupakan jalur laut yang sangat ramai dan dilewati banyak kapal.

Lebih dari 200 kapal menunggu antrean agar bisa melewati jalur tersebut. Hal ini diperburuk dengan penutupan rute utama Barat dan Timur. Kejadian ini bisa menciptakan rantai pasok global yang berpotensi tidak terkendali dan lebih mahal.

Terlebih lagi adanya pengalihan rute yang juga disebut menghancurkan sistem bisnis. Mulai dari masalah peti kemas kargo, kemacetan, hingga kapasitas.

Tersangkutnya Ever Given di Terusan Suez mengganggu pengiriman barang dari Asia ke Eropa dan Amerika Utara. Salah satu yang terdampak adalah produk pertanian yang berada dalam kapal-kapal yang sedang mengantre untuk melewati Terusan Suez.

Hingga Jumat, terdapat 237 kapal termasuk kapal tanker minyak yang masih menunggu untuk transit di kanal Terusan Suez. Menurut CEO CH Robinson Bob, kejadian ini merupakan masalah besar yang belum pernah dialami sebelumnya.

Hal ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya,” Kata dia dalam CNN Business, Sabtu (27/3/2021).

Sebelum adanya masalah ini, biaya pengiriman menggunakan peti kemas kargo 40 kaki tercatat naik dari US$ 1.040 menjadi US$ 4.750. Kemudian pada Februari untuk impor barang AS melalui jalur laut tercatat US$ 5,2 miliar. Padahal sebelumnya hanya US$ 2 miliar pada 2020.

Berdasarkan analisis dari S&P Global Panjiva Chris Roger, kenaikan harga ini membuat perusahaan tertekan. “Saya kira itu adalah hal yang tak bisa dihindari dan cepat atau lambat akan berpengaruh ke harga barang untuk konsumen,” jelas dia.

Direktur Eksekutif di Port of Los Angeles Gene Seroka mengatakan, satu tahun lalu perdagangan global melambat saat pandemi melanda. Namun kini terjadi lonjakan impor yang ditopang oleh permintaan konsumen AS.

S&P Global menyebut impor barang melalui jalur transport laut AS tercatat 30% lebih tinggi pada Februari dibandingkan bulan yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 20%.

Lonjakan impor AS ini menyebabkan banyak negara kekurangan peti kemas. Pasalnya terlalu banyak permintaan ke AS mulai dari mesin, kendaraan, pakaian, hingga kebutuhan pokok.

 

Artikel Terkait