15 Contoh Kerugian yang Ditimbulkan oleh Sifat Hasad

Pertanyaan kemukakanlah tiga contoh kerugian yang ditimbulkan oleh sifat hasad termuat dalam materi pelajaran Akidah Akhlak yang tujuannya untuk memahami dampak negatif atau bahaya dari sifat hasad.

Secara umum, hasad adalah perasaan yang timbul ketika tidak senang melihat kebahagiaan orang lain. Hasad juga didefinisikan sebagai perasaan benci di dalam hati terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain dan dengan maksud agar nikmat itu hilang atau berpindah kepadanya.

Hasad termasuk akhlak tercela yang harus dihindari karena dapat memberikan kerugian yang besar bagi diri sendiri. Seperti apa contoh kerugian yang ditumbulkan oleh sifat hasad? Simak penjelasannya di bawah ini.

Contoh Kerugian yang Ditimbulkan oleh Sifat Hasad

1. Orang yang memiliki sifat hasad selalu merasa gelisah dan tidak tenang karena benci terhadap kebahagiaan atau capaian orang lain.

2. Orang hasad mudah sedih dalam berbagai keadaan.

3. Menimbulkan kufur nikmat karena mengingkari segala nikmat Allah Swt yang telah diberikan.

4. Orang hasad lebih mudah marah dan sulit mengendalikan emosi.

5. Dapat memutus tali silaturahmi karena perasaan benci terhadap kebahagiaan orang lain.

6. Hasad dapat menimbulkan perilaku tercela lainnya, seperti iri, dengki, dendam, hingga berburuk sangka.

7. Sulit merasakan kebahagiaan.

8. Dapat mengurangi pahala dan kebaikan yang pernah dilakukan selama hidup.

9. Orang hasad lebih mudah meremehkan kenikmatan yang ia peroleh.

10. Orang hasad akan dibenci oleh orang lain.

11. Orang hasad selalu merasa kurang dalam hidupnya.

12. Lebih mudah menaruh rasa benci ketimbang melihat sisi baik orang lain.

13. Suka mencela dan memfitnah orang lain.

14. Sulit mendapatkan berkah.

15. Sifat hasad dapat merusak hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama manusia.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dampak negatif atau kerugian yang ditimbulkan dari sifat hasad sangat banyak.

Dengan mengetahui keburukan yang terjadi dari sifat hasad, diharapkan kita bisa menjauhi sifat tercela tersebut.

Sebaliknya, kita harus belajar untuk ikut merasakan kebahagiaan yang sedang dialami orang lain. Kita tidak boleh benci atau bahkan mengharapkan hilangnya kenikmatan dari orang lain.