Cara Membaca Puisi | Puisi adalah ragam sastra yang terikat oleh unsur-unsur seperti irama, mantra, rima, baris, dan bait. Pusi juga bisa disebut sebagai ungkapan emosi, imajinasi, ide, perasaan, nada, susunan kata, kesan panca indra, dan hasil pemikiran.
Secara umum, puisi merupakan ungkapan yang memperhitungkan aspek-aspek bunyi, pengalaman emosional, imajinatif, dan intelektual penyair dari kehidupan individu dan sosialnya. Bisa dikatakan bahwa puisi menjadi ungkapan isi hati, perasaan, dan pikiran penyair yang cukup rumit untuk dijelaskan secara langsung.
Puisi terdiri atas puisi lama dan puisi modern. Puisi lama umumnya tidak diketahui siapa penyairnya, puisi ini terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain pantun, syair, talibun, dan gurindam.
Sedangkan puisi modern adalah bentuk puisi yang tidak terikat dengan aturan jumlah baris, rima atau ikatan lain yang umumnya dipakai pada puisi lama. Puisi lama lebih mengutamakan isi puisi itu sendiri dan mengesampingkan banyak baris, irama, dan persajakan.
Masuk ke pembahasan inti, kali ini kita akan belajar tentang bagaimana cara membaca puisi yang baik dan benar. Membaca puisi tidak seperti membaca karya sastra lain, kita harus memperhatikan berbagai aspek seperti ekspresi, penguasaan panggung, pernafasan, artikulasi, intonasi, hingga tingkat perasaan.
Oke, langsung saja kita bahas satu-persatu langkah membaca puisi yang baik dan benar.
Artikulasi adalah kejelasan dalam pelafalan huruf atau pengucapan kata demi kata dengan suara yang jelas. Tujuannya supaya suara yang keluar saat membaca puisi dapat terdengar jelas oleh pendengar.
Pelafalan huruf yang dimaksud seperti AIUEO, A berarti mulut harus terbuka lebar, I mulut terbuka agak tipis, U mulut agak moncong ke depan, E mulut agak lebar, dan O mulut terbuka lebar agak moncong ke depan.
Kemudian ada intonasi, nah intonasi itu sendiri adalah tinggi rendahnya nada pada kalimat yang memberikan penekanan dalam kata-kata tertentu. Dalam intonasi, kita harus bisa mengatur kuat dan lemahnya volume suara serta cepat atau lambatnya pengucapan kata.
Kita harus menyesuaikan intonasi terhadap puisi yang sedang dibacakan. Ketika membaca puisi bertema sedih, maka gunakanlah intonasi yang lembut. Sebaliknya, jika membaca puisi semangat atau kepahlawanan, gunakan intonasi keras, berteriak, dan membara.
Hal terpenting selanjutnya dalam membaca puisi adalah ekspresi wajah atau mimik. Dalam pengertian umum, ekspresi atau mimik adalah hasil dari suatu atau lebih gerakan otot pada wajah. Ekspresi wajah menjadi sebuah bentuk komunikasi nonverbal yang dapat menyampaikan keadaan emosi pembaca kepada pendengar.
Jadi sebuah ekspresi merupakan bagian yang sangat penting untuk menciptakan pembacaan puisi yang menjiwai. Puisi yang dibaca dengan mimik yang tepat akan menampilkan emosional yang sesuai dengan tema puisi tersebut.
Mimik membuat para pendengar merasa jatuh dalam puisi yang sedang Anda bacakan. Mimik akan memperdalam makna sebuah puisi serta memperlihatkan isi terdalam dari maksud puisi yang dibacakan.
Pendengar atau penonton juga dapat terjerat dalam tali emosi ketika pembaca puisi menampilkan mimik dengan raut wajah yang mendalam. Misalnya puisi semangat, si pembaca perlu menciptakan raut wajah penuh keseriusan, keras, tegas, dan membara.
Jika membaca puisi bertemakan sedih, maka pembaca harus menciptakan raut muka sayu, sedih, atau melas. Dengan begitu, penonton akan sangat menikmati pembacaan puisi dan dapat merasakan emosi mendalam dari puisi tersebut.
Selain mimik wajah yang harus sesuai, membaca puisi hendaknya disertai dengan gerakan tubuh. Ini meliputi langkah kaki (ke depan – ke belakang – ke samping), gerakan tangan, gerakan menunduk, mengangkat kepala, dan lain sebagainya.
Gerakan tubuh juga penting supaya pembacaan puisi tidak tanggung atau terkesan kaku. Gerakan tubuh harus sesuai dengan kata atau kalimat yang sedang dibacakan.
Misalnya “Semangat juang”, maka berakan tangan mengepal kuat menunjukkan semangat. “Doa”, posisi tangan di angkat seperti sedang berdoa. “Kesedihan, Emosi, Hati”, tangan memegang dada dengan kepala menunduk / posisi rendah.
Nah untuk memaksimalkan gerakan tubuh dalam membaca puisi, Anda bisa belajar dari video pembaca puisi profesional. Anda perlu memperhatikan posisi gerakan tubuh sesuai dengan kata atau kalimat yang sedang diucapkan.
Selanjutnya Anda perlu berlatih sendiri di depan cermin dengan membaca sambil menggerakkan tubuh. Lihatlah di cermin, apakah gerakan tubuh sudah sesuai dengan penjiwaan kata dalam puisi tersebut atau belum.
Perbedaan antara pembaca puisi pemula dengan profesional adalah mereka yang profesional mampu menciptakan tingkat perasaan yang sesuai dan tepat.
Tingkat perasaan dalam membaca puisi akan semakin baik seiring semakin banyaknya pengalaman membaca puisi di depan panggung. Setiap puisi yang baru Anda baca, secara tidak sadar Anda belajar menyesuaikan diri dalam mengatur perasaan terhadap setiap puisi yang berbeda.
Jadi pengalaman juga hal yang terpenting dalam menyempurnakan pembacaan puisi. Jadi Anda perlu terus berlatih dan sering membaca puisi yang berbeda untuk dapat menyesuaikan perasaan emosional puisi.
Mengambil nafas dan menghembuskannya bukan hal yang susah, tapi itu akan sedikit rumit ketika sedang membaca puisi.
Kesalahan yang bisa terjadi dalam mengatur pernafasan adalah ketika mengambil nafas sedikit, padahal kalimat yang harus dibaca sangat panjang. Hal ini akan menciptakan kebuntuan dalam membaca, alhasil intonasi yang tercipta tidak sesuai karena nafas habis.
Pertama, Anda perlu mengambil nafas dengan tenang, jangan terlalu cepat atau terlalu lama supaya penonton tidak menganggap Anda sedang tegang dan demam panggung.
Kedua, ambil nafas sesuai porsi yang dibutuhkan. Jangan ambil nafas terlalu dalam jika membaca kalimat yang tidak terlalu panjang.
Ketika, saat Anda mengambil nafas, jangan sampai suara pernafasan tersebut masuk dalam Mikrofon. Hal ini akan cukup mengganggu dalam pembacaan puisi.
Terakhir, Anda perlu belajar mengatur nafas dan menahan nafas dalam jangka waktu yang panjang. Cara ini bertujuan supaya anda dapat tenang dalam mengambil nafas serta tidak kekurangan nafas saat menyelesaikan sebuah kalimat yang dibaca.
Demam panggung adalah hal yang wajar dialami pembaca puisi yang belum sering tampil. Memang, semakin banyak pengalaman, maka semakin terbiasa juga sikap pembaca dalam menguasai panggung.
Penguasaan panggung sangat penting dalam menciptakan pembacaan puisi yang sempurna. Satu hal kecil yakni demam panggung akan menghancurkan banyak aspek mulai dari intonasi, mimik, perasaan, hingga gerakan tubuh ketika membaca.
Sebab dari itu, cara menguasai panggung yang efektif adalah membiasakan diri membaca puisi di depan banyak orang dan sering tampil.
Jika Anda adalah seorang yang belum terbiasa tampil di depan orang yang belum dikenal, Anda bisa membaca puisi di depan orang tua, teman, atau siapa saja yang dikenal.
NB : No 7 Sampai 10 Hanya Sekedar Tambahan Saja
Jika Anda sudah menguasai artikulasi dan intonasi, berarti Anda tidak akan ada masalah soal kelancaran dalam membaca puisi.
Kelancaran dalam membaca merupakan aspek yang cukup diperhatikan oleh para penonton. Mereka akan mengasumsikan bahwa Anda adalah pembaca puisi yang hebat jika dapat membaca dengan lancar, tidak ada kesalahan huruf atau kata, serta memberikan tekanan yang tepat pada setiap kata.
Definisi dari puisi adalah ungkapan emosional serta perasaan si penulis. Artinya puisi mengandung makna tertentu yang ingin disampaikan si penulis, namun secara tersirat.
Dalam membaca puisi, Anda harus sudah memahami makna puisi yang sedang dibaca. Tujuannya supaya maksud dibacakannya puisi tersebut dapat tersampaikan kepada penonton dan penonton dapat memahami isi puisi tersebut.
Jadi setidaknya Anda perlu terlebih dahulu menganalisis apa makna puisi yang akan dibaca. Caranya dengan memperhatikan keseluruhan isi puisi dan mencari makna utuh dari maksud ditulisnya puisi tersebut.
Walau Anda sudah hafal dengan puisi yang akan dibaca, sebaiknya baca puisi tersebut secara keseluruhan berulang-ulang. Sebenarnya ini hanya opsional saja, tapi memang tujuannya supaya Anda dapat terbiasa dengan pembawaan emosi, pelafalan, serta membiasakan intonasi yang tepat.
Dari keseluruhan aspek cara membaca puisi yang baik dan benar di atas. Yang terakhir adalah Anda perlu tahu bagaimana respon penonton saat anda membaca puisi tersebut. Lakukan hal ini ketika Anda sedang latihan di depan teman atau siapa saja.
Tanyakan bagaimana tanggapan mereka tentang pembacaan puisi yang Anda bawakan. Minta pendapat dengan jujur apa yang kurang dalam pembacaan puisi tersebut. Apakah ada nada yang salah, gerakan tubuh yang kurang sesuai, atau kesalahan pelafalan.
Belajar dari kesalahan dan kekurangan juga cukup penting untuk melatih mental dan memperbaiki diri untuk bisa membaca puisi dengan lebih sempurna.
Jadi itulah artikel cara membaca puisi yang baik dan benar. Memang cukup banyak tahapan-tahapan yang harus dikuasai, tapi memang itu adalah bagian yang dapat menciptakan pembacaan puisi yang sempurna dan sukai oleh penonton. Sekian dan semoga bermanfaat.