Pernah dengar kalimat perumpamaan dalam percakapan sehari-hari? Tentu saja perumpamaan adalah sesuatu yang tidak mudah dipahami hanya dengan melihat kalimatnya saja. Perumpamaan mengandung arti tertentu yang biasanya diambil dari perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda.
Ada banyak sekali kata-kata perumpamaan yang populer dan mengandung maksud sebagai motivasi, bahan ajar, inspirasi, dan sebagainya. Salah satunya adalah kalimat “Kamu Penumpang Rasa Sopir”. Bagaimana memahami peribahasa ini? Mari simak penjelasan lengkapnya sebagai berikut.
Secara umum, penumpang rasa sopir adalah seseorang yang berstatus sebagai penumpang kendaraan, namun memiliki kuasa untuk mengarahkan sopir menuju ke tempat yang diinginkan si penumpang.
Contoh sederhananya adalah ketika kita memiliki mobil dan supir pribadi, kita bagaikan penumpang rasa sopir. Kita tidak menyetir mobil secara langsung, tapi kita bisa mengarahkan sopir untuk mengendarai mobil mengantarkan kita ke tempat yang kita inginkan.
Arti lain dari kamu penumpang rasa sopir adalah seseorang yang hanya bisa mengarahkan, memberi saran, atau memberi perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai keinginannya.
Contoh mudahnya dalam sebuah kerja kelompok, kita disebut penumpang rasa sopir jika hanya memerintah dan mengarahkan teman kelompok untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Sedangkan kita sendiri tidak ikut mengerjakan tugas kelompok tersebut.
Perumpamaan penumpang rasa sopir adalah gambaran tentang pentingnya memiliki kendali atas arah hidup yang kita jalani. Kita hidup sebagai penumpang, namun harus seperti sopir yang memiliki kendali atas mobil yang dikendarainya untuk mengarah ke tujuan tertentu.
Dalam hidup, kita punya kuasa dan kemampuan untuk mengendalikan arah hidup sendiri ke tujuan yang telah diharapkan di masa depan. Hal ini penting dilakukan agar kita tidak hanyut dalam arah hidup orang lain yang tidak pasti dan tidak menjamin juga kita bisa mengikutinya.
Sebagai manusia yang punya tujuan dan cita-cita besar, kita hendaknya mengarahkan diri sendiri untuk melakukan sesuatu atas dasar kemauan dan untuk mencapai tujuan. Jadi arah hidup kita tidak akan dikendalikan oleh orang lain atau berdasarkan kemauan orang lain.
Filosofi penumpang rasa sopir mengingatkan kita untuk memiliki kendali penuh atas arah hidup dan tidak memberikan kendali pada orang lain. Kita berhak mencapai tujuan (tempat) menggunakan kemampuan (kendaraan) sendiri.
Seseorang dengan tujuan yang jelas akan memperoleh dorongan dan motivasi atas dirinya untuk melakukan sesuatu yang berfokus dalam mencapai tujuan tersebut. Hal ini tentu membuat diri seseorang menjadi sopir dan dapat mengontrol tindakan dan langkah yang harus diambil.
Kemauan pribadi yang berasal dari pikiran dan hati kita akan memberi kendali atas diri sendiri untuk melakukan tindakan yang perlu dan menghindari melakukan sesuatu yang tidak berguna. Dengan cara ini, kita akan belajar mengendalikan diri sendiri tanpa pengaruh dari orang lain.
Penumpang rasa supir juga mengandung gambaran bahwa kita hanya sebatas orang yang mengarahkan dan memberi perintah pada orang lain. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk belajar bagaimana menggerakkan orang lain sebagai bentuk pelatihan atas kepemimpinan dan pengendalian yang baik.
Demikian pembahasan singkat artikel kali ini tentang arti kamu penumpang rasa sopir. Jadi perumpamaan atau peribahasa ini memiliki beragam makna, baik arti yang jelas maupun perbandingan sesuatu yang hakikatnya berbeda.