Sumbu filosofi Jogja menekankan pada arti penting dari hubungan manusia dengan Sang Pencipta.
Lebih jelasnya, sumbu filosofi Yogyakarta ini melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhannya (Hablun min Allah), manusia dengan manusia (Hablun min Annas) maupun manusia dengan alam termasuk lima anasir pembentuknya yakni api (dahana) dari Gunung Merapi, tanah (bantala) dari bumi Ngayogyakarta dan air (tirta) dari Laut Selatan, angin (maruta) dan akasa (ether).
Sumbu Filosofis Yogyakarta atau Garis Imajiner Yogyakarta adalah garis imajiner yang secara vertikal membentang di Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Garis ini mengarah dari utara ke selatan dan menghubungkan Gunung Merapi di utara dengan Pantai Parangkusumo atau Pantai Parangtritis di selatan, serta melewati Keraton Yogyakarta.
Sultan Hamengku Buwana I merancang pembangunan Yogyakarta dengan landasan filosofi yang sangat kuat. Ia merencanakan Kota Yogyakarta membentang dari utara ke selatan dengan Keraton Yogyakarta sebagai titik pusatnya. Selain itu, Sultan juga mendirikan Tugu Golong-gilig (Pal Putih) di sisi utara keraton dan Panggung Krapyak di sisi selatannya. Jika kita menghubungkan ketiga titik tersebut dengan garis lurus, maka akan membentuk suatu sumbu imajiner yang dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Sumbu Filosofi Jogja secara simbolis melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Sang Pencipta (Hablun min Allah), manusia dengan manusia (Hablun min Annas), serta manusia dengan alam termasuk lima anasir pembentuknya yakni api (dahana) dari Gunung Merapi, tanah (bantala) dari bumi Ngayogyakarta dan air (tirta) dari Laut Selatan, angin (maruta) dan akasa (ether).
Garis ini melintasi beberapa bangunan ikonik di Kota Yogyakarta, seperti Panggung Krapyak, Keraton, dan Tugu Pal Putih. Dari lokasi-lokasi tersebut, jika kita menghubungkannya dengan garis lurus ke arah selatan, akan sampai di Pantai Laut Selatan, khususnya di sekitar Pantai Parangkusumo dan Pantai Parangtritis. Namun, jika ditarik lurus ke arah utara, akan bertemu dengan Gunung Merapi.
Mungkin itu saja pembahasan tentang jawaban Sumbu Filosofi Jogja Menekankan Pada Arti Penting Dari Apa? Yang ternyata garis imajiner ini melambangkan hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang Yogyakarta.