Contoh Sikap Pesimis – Pesimis merupakan sifat kebalikan dari optimis, pesimis didefinisikan sebagai sifat menganggap diri sendiri merasal gagal dan berpandangan buruk tentang hal-hal yang dikerjakan. Sedangkan optimis adalah sifat seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi sesuatu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pesimis adalah orang yang bersikap atau berpandangan tidak mempunyai harapan baik (khawatir kalah, rugi, celaka, dan sebagainya); orang yang mudah putus (tipis) harapan.
Kemudian dalam pengertian yang lebih umum, pesimis atau pesimisme adalah paham yang menganggap bahwa segala sesuatu adalah buruk atau jahat. Pesimisme berasal dari bahasa Latin pessimus yang artinya terburuk. Seseorang yang memiliki sifat pesimis selalu merasa suram, tidak ada harapan. putus asa, hingga sedih.
Oleh sebab itu, pesimis harus kita jauhi dalam kehidupan sehari-hari supaya kita selalu bersemangat dan berpandangan positif tentang hasil yang baik tentang apa yang kita kerjakan. Namun terkadang pesimis kita alami dalam kehidupan sehari-hari tanpa sadar.
Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas semua contoh perilaku pesimis dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, rumah, lingkungan masyarakat, dan tempat kerja. Dari contoh-contoh ini, kita bisa menghindari sifat tersebut supaya tidak menghambat perjalanan hidup kita mencapai kesuksesan.
Sifat pesimis yang paling umum adalah merasa khawatir dan takut dalam mengejar cita-cita di masa depan. Orang yang pesimis akan selalu berpikiran buruk tentang kegalan dalam berusaha dan mencapai tujuan hidupnya.
Hal ini tentu saja membuat langkah yang dilalui orang pesimis dalam mengejar masa depan terasa sangat berat dan sulit. Padahal meraih keberhasilan di masa depan sangat membutuhkan optimisme serta usaha yang maksimal.
Pesimis juga ditunjukkan dengan sikap suka mengeluh ketika mengerjakan sesuatu hal dalam kehidupan sehari-hari. Orang pesimis akan merasa kesulitan mengerjakan sesuatu dan merasa gagal serta sering merugi.
Hasil tidaklah jauh dari usaha, ketika usaha yang kita keluarkan sudah maksimal dan sebaik mungkin, maka kita harus yakin bahwa hasilnya akan baik. Berbeda dengan orang pesimis, mereka selalu tidak yakin dengan hasilnya, padahal mereka telah mengeluarkan usaha dan kerja kerasnya.
Mudah putus asa juga merupakan contoh sikap optimis dalam kehidupan sehari-hari. Mereka merasa mudah gagal dan mudah kehilangan harapan ketika mengerjakan sesuatu hal yang sulit. Sifat seperti ini harus kita hindari, sebab kita akan terhalang menjadi orang sukses di masa depan.
Orang yang pesimis selain meragukan hasil juga sering meragukan kemampuan yang dimiliki diri sendiri. Sebaiknya kita menjauhi sifat seperti ini, jika memang kemampuan kita kurang, maka kita perlu belajar lagi meningkatkan kemampuan dan keahlian dalam berbagai bidang.
Pesimis adalah berpandangan buruk tentang sesuatu yang belum terjadi atau dikerjakan. Biasanya orang pesimis sering menyerah sebelum berusaha atau melakukan sesuatu. Mereka beranggapan bahwa hal tersebut sangat sulit, mustahil, atau tidak akan berhasil ketika dilakukan.
Semakin sulit sesuatu hal, biasanya akan memberi hasil yang sangat besar. Sayangnya orang pesimis sering menghindari sesuatu yang sulit karena mereka berpikiran akan gagal. Nah sifat seperti ini harus kita jauhi, kita harus mau mengambil tindakan dan jalan yang terlihat sulit, sebab hasilnya bisa sangat memuaskan.
Menurut KBBI, risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Orang pesimis sering takut mengambil risiko, padahal mereka belum mengerjakan sesuatu terlebih dahulu.
Perlu Anda ketahui, orang yang mau mengambil risiko dalam kehidupannya, mereka memiliki kesempatan dalam meraih keberhasilan dan kesuksesan yang besar di masa depan.
Contoh sikap optimis dalam kehidupan sehari-hari berikutnya adalah suka membuang-buang waktu. Mereka merasa enggan dalam berusaha, apalagi melakukan sesuatu yang sulit. Oleh sebab itu, orang optimis sering menyia-nyiakan waktunya karena banyak waktu luang yang tidak dimanfaatkan untuk melakukan sesuatu.
Contoh perilaku pesimis di lingkungan sekolah yang pertama adalah tidak yakin bisa memperoleh ranking di kelas. Mereka yang pesimis akan selalu merasa turun rankingnya dan tidak berpandangan baik bahwa ia bisa naik ke peringkat atas.
Sifat seperti ini tentu sangat buruk dalam dunia pendidikan. Kita seharusnya selalu berpikiran positif dalam hal peringkat di sekolah. Kita harus yakin bisa naik ranking, sehingga hal tersebut mendorong kita untuk belajar lebih giat lagi.
Sikap pesimis di lingkungan sekolah berikutnya adalah berpandangan bahwa nilai ulangannya akan kecil, entah itu ulangan matematika, fisika, kimia, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, atau mata pelajaran yang lainnya.
Orang pesimis selalu menganggap setiap pelajaran itu sulit dan menganggap mustahil memperoleh nilai yang tinggi.
Seseorang yang memiliki sifat pesimis di sekolah akan merasa tidak bisa meraih kemenangan dalam lomba sekolah, antar sekolah, atau bahkan perlombaan tingkat nasional. Padahal mereka memiliki kemampuan dan kepintaran yang cukup baik untuk memenangkan lomba. Namun sikap pesimis membuat siswa tidak sungguh-sungguh dalam mengikuti lomba, sehingga hasilnya tidak bisa maksimal.
Contoh pesimis di sekolah berikutnya adalah merasa takut dan tidak yakin bisa mengerjakan soal ujian. Mereka beranggapan bahwa soal ujian tersebut sangat sulit untuk dikerjakan dan akhirnya mereka pasrah dengan nilai yang rendah.
Murid yang memiliki sifat pesimis biasanya mudah mengeluh ketika diberi tugas oleh guru. Mereka merasa tugas-tugas tersebut sulit untuk diselesaikan dan membebani mereka. Padahal tugas dari guru merupakan sarana siswa untuk melatih diri dan belajar materi pelajaran.
Selanjutnya, siswa pesimis sering merasa tidak mampu atau tidak bisa mengerjakan pr yang diberikan oleh guru. Sikap seperti ini harus dihindari oleh siswa, sebab siswa harus mau belajar dan mengerjakan pr sulit supaya bisa menjadi pintar.
Contoh pesimis di sekolah berikutnya adalah merasa tidak yakin bisa naik kelas. Siswa pesimis sering merasa pasrah dengan nilainya, sehingga mereka tidak fokus untuk memperoleh nilai baik sebagai syarat naik kelas.
Sikap pesimis di rumah bisa ditunjukkan dengan mudah merasa gagal ketika ingin membangun bisnis di rumah. Orang pesimis belum mencoba banyak hal dan belum mengeluarkan usaha yang maksimal, namun mereka sudah menyerah di awal.
Pesimis di rumah juga bisa berkaitan dengan perasaan tidak disayangi dan diperhatikan oleh orang tua. Padahal orang tua selalu berusaha maksimal untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya, namun si anak masih merasa kurang diperhatikan.
Kita tidak boleh memiliki sifat seperti ini, sebagai anak kita harus optimis dan berprasangka baik terhadap orang tua.
Takut menunjukkan nilai ulangan ataupun isi rapor kepada orang tua juga merupakan bentuk sikap pesimis di rumah. Orang yang pesimis merasa takut jika orang tua marah dan membencinya, padahal mereka seharusnya jujur dengan nilai yang diperoleh dan berusaha memperbaikinya.
Sikap pesimis di tempat kerja bisa ditunjukkan dengan perasaan takut akan diberhentikan atau dipecat kerja oleh atasan. Sebaliknya, orang yang optimis di dunia kerja akan berusaha sebaik mungkin dalam bekerja, sehingga memperoleh kepercayaan atasan atau bahkan memperoleh kenaikan jabatan.
Setiap usaha bisa saja mengalami kerugian, termasuk bisnis-bisnis yang kita bangun sendiri. Sikap pesimis ditunjukkan dengan perasaan takut akan kerugian yang mungkin terjadi dalam bisnis. Kita tidak boleh pesimis dalam hal tersebut, kita perlu memperbaiki diri dan berusaha meminimalisir kerugian bisnis.
Orang yang pesimis sering tidak yakin atau ragu tentang kemampuan kerja sendiri. Mereka merasa tidak mampu atau kurang ahli dalam bekerja. Nah sifat yang seperti ini tentu harus kita hindari, jika memang kita kurang berkemampuan, maka kita harus berlatih lagi supaya bisa menjadi lebih baik lagi.
Sekian pembahasan kali ini tentang contoh sikap pesimis dalam kehidupan sehari-hari, di sekolah, rumah, dan lingkungan kerja. Kesimpulannya, sikap pesimis harus kita hindari di mana saja, kita harus memiliki optimisme sebagai modal kepercayaan meraih masa depan yang baik.