Istilah fake buyer akhir-akhir ini populer di berbagai media sosial, mulai dari Facebook, Instagram, hingga TikTok. Fake buyer erat kaitannya dengan dunia jual beli yang memang sedang ramai dibahas beberapa hari ini.
Jual beli online di media sosial maupun toko online kian digemari masyarakat karena mudah dan murah. Di dalam aktivitas jual beli online, kita sering menemui istilah kata khusus seperti COD, Flash Sale, Ready Stock, Cancel, Order, hingga Fake Buyer.
Nah fokus kita kali ini adalah fake buyer yang sedang dibahas orang di TikTok dan media sosial lain yang katanya dilakukan orang-orang untuk mengelabuhi transaksi jual beli secara online. Daripada penasaran, simak berikut ini.
Arti Fake Buyer
Fake buyer adalah istilah kata dalam bahasa Inggris, yang mana fake berarti palsu dan buyer berarti pembeli. Jadi fake buyer adalah pembeli palsu atau lebih tepatnya transaksi pembelian palsu di media sosial, toko online, atau market place.
Sederhananya, fake buyer adalah kondisi di mana Anda membeli suatu produk tertentu di toko online, namun tidak membayar dan mendatangkan produk tertentu. Biasanya fake buyer bertujuan untuk menaikkan rating toko, menaikkan eksposure, menaikkan popularitas, dan meningkatkan jumlah / angka pembelian.
Kenapa begitu? Tentu pemilik toko online atau brand akan sangat diuntungkan jika angka pembeliannya tinggi atau rating tokonya naik. Toko online atau brand tersebut makin terlihat profesional, bagus, terpercaya, dan besar.
Tujuan Fake Buyer
Seperti yang sudah disinggung di atas, fake buyer umumnya bertujuan untuk meningkatkan rating toko / brand, angka pembelian, meningkatkan eksposure, mempengaruhi algoritma market place, dan sebagainya yang akhirnya dapat menarik minat calon pembeli dan meningkatkan kepercayaan toko atau brand tersebut.
Kenapa Ada Fake Buyer
Bila sebuah toko atau brand yang baru dibangun dan ingin di kenal secara luas serta mendapat kepercayaan yang baik, maka beberapa aspek dasar perlu dipenuhi. Aspek tersebut meliputi kualitas toko, bintang atau rating toko, jumlah pembelian yang pernah terjadi, hingga riview positif dari pembeli.
Tentu saja toko atau brand yang baru bangun tidak mudah untuk menemukan pembeli dalam jumlah banyak di awal. Maka cara yang biasa dilakukan adalah “fake buyer” untuk memperoleh rating dengan mudah dan cepat.
Biasanya fake buyer dilakukan oleh pihak ketiga yang disewa atau dibayar untuk melakukan pembelian palsu (transaksi palsu) di toko tertentu. Orang yang berperan sebagai fake buyer dibayar dengan harga tertentu sesuai kesepakatan pemilik toko.
Siapa yang Melakukan Fake Buyer?
Siapa saja bisa, intinya adalah orang yang bekerja sama dengan pemilik toko atau brand untuk melakukan transaksi pembelian palsu demi meningkatkan rating, bintang, ekposure, riview, dan sebagainya.
Berapa Bayaran Fake Buyer?
Beberapa pemilik toko / brand membayar orang yang melakukan fake buyer dengan besaran tertentu sesuai dengan brand atau toko mereka. Mungkin kisaran 10 ribu rupiah per transaksi pembelian palsu.
Contoh Fake Buyer
Contoh sederhananya: Anda Saya suruh membeli produk di toko online yang saya miliki. Transaksi yang berlangsung adalah palsu di mana Anda tidak perlu bayar dan tidak akan ada barang yang datang.
Karena Anda telah melakukan transaksi tersebut dan memberi nilai, rating, serta riview yang bagus ke toko Saya, maka Anda saya beri gaji 10 ribu per transaksi.
Kira-kira seperti itulah contoh fake buyer yang sederhana supaya Anda lebih mudah memahaminya.
Negatifnya Fake Buyer
Jelas bahwa fake buyer adalah pembelian palsu yang mana tidak mencerminkan kualitas yang benar-benar asli dari suatu brand atau toko. Fake buyer juga berpotensi mengurangi kepercayaan calon pembeli dan bahkan merusak reputasi toko sendiri.
Ada baiknya menghindari kegiatan fake buyer karena hal tersebut termasuk jalan pintas dalam berjualan yang efeknya bisa juga buruk. Toko atau brand banyak yang menghindari trik ini karena jika diketahui konsumen akan merugikan mereka sendiri.
Kesimpulan
Sekian pembahasan artikel kali ini tentang “fake buyer artinya dan contohnya” yang sedang viral di berbagai media sosial, terutama TikTok. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda.